YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata tidak
hanya negara Rusia yang mempunyai bangunan dengan kubah bercat warna-warni.
Di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta, juga terdapat bangunan dengan arsitektur serupa, yakni Masjid An Nurumi.
Masjid ini berada di jalan Solo tepatnya di Km 15,
Candisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Berbeda dengan lainnya, masjid yang
berdiri megah di sisi utara Jalan Solo ini di bagian atasnya terdapat sembilan
kubah yang menjulang tinggi.
Kubah-kubah tersebut dicat warna-warni seperti yang
ada di Rusia, sehingga terlihat mencolok dibandingkan bangunan lainnya. Setiap
orang yang melewati Jalan Solo di Km 15 pasti akan terpancing untuk melihat
bangunan masjid tersebut.
Takmir Masjid An Nurumi, Slamet Budiono Jarod, saat
ditemui, Selasa (30/05/2017), menjelaskan, pendirian masjid ini dulunya atas
prakarsa Hjjah Umi Nursalim yang merupakan pemilik Ayam Goreng Mbok Berek dan
almarhum ibunya, Nurindarti.
Jarod menceritakan, awalnya Hajja Umi Nursalim dan
ibunya, Nurindarti berangkat umrah ke Tanah Suci. Setelah menjalankan ibadah
umrah, keduanya pulang melewati Eropa Timur.
"Di Eropa Timur, Ibu Hajjah Umi Nursalim dan
ibunya, Nurindarti singgah di kota Kremlin (Rusia)," urainya.
Saat di Kota Kremlin itu, keduanya menjalankan ibadah
di sebuah masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Kremlin. Terinspirasi dengan bangunan tersebut,
keduanya pun lantas berkeinginan membangun masjid dengan arsitektur serupa.
"Di Kremlin sembahyang, lalu setelah sembahyang
beliau berkata kalau Allah mengizinkan dan memberi rezeki kepada kita, ingin
membangun masjid seperti ini (Masjid Kremlin)," tuturnya.
Setelah pulang ke Yogyakarta, cita-cita Hajjah Umi
Nursalim dan ibunya, Nurindarti pun akhirnya tercapai. Pada tanggal 7 Juli
2005, proses pembangunan masjid di Candisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta,
mulai dilakukan.
"Masjid ini dibangun mulai tanggal 7 bulan 7
tahun 2005, tepat jam 07.00 WIB," urainya.
Proses pembangunanya dilakukan secara manual dan tidak
menggunakan alat berat. Bahkan untuk membuat sembilan kubah di bagian atas
dilakukan oleh tenaga manusia. Proses pembangunanya selesai tahun 2007 dan
diresmikan pada Agustus oleh Gubernur DIY, sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, Sri Sultan HB X.
"Masjid ini bisa menampung hingga sekitar 200
jemaah," ucapnya.
Advertisment
Sebenarnya, lanjut Slamet, Masjid An Nurumi ini
sama seperti masjid biasanya, hanya yang membedakan kubah di bagian atasnya.
Jumlah kubah di atas ada sembilan. Tinggi kubah yang di tengah sekitar 26,5
meter, sedangkan delapan lainnya enam meter.
"Sembilan kubah ini menurut Ibu (Umi Nursalim)
untuk mengenang bahwa dulu agama Islam disyiarkan di Tanah Jawa itu oleh
sembilan wali," bebernya.
Selain kubah, terdapat keunikan lainnya dari masjid
tersebut, yakni di bagian dalam tepatnya di langit-langit terdapat lima rongga
memanjang ke atas. Di dalam rongga yang merupakan bagian dari kubah tersebut
terdapat ornamen kaligrafi bertuliskan asmaul khusna.
"Yang di atas ini (rongga di langit-langit) ada
kaligrafi bertuliskan asmaul khusna. Ini dulu yang menulis anak
panti asuhan dari Temanggung," tandasnya.
Dikunjungi turis asing
Lokasi Masjid An Nurumi dapat dikatakan sangat
strategis karena berada tepat di pinggir jalan Solo Km 15, Candisari, Kalasan,
Sleman, Yogyakarta. Selain oleh warga sekitar, masjid ini juga digunakan untuk
shalat pelancong yang melewati jalur itu.
"Pengguna jalan banyak juga yang singgah untuk
menjalankan ibadah shalat di sini. Ya, karena lokasinya memang tepat di tepi
jalan besar," ujarnya.
Diakuinya, beberapa pengguna jalan yang singgah untuk
menjalankan ibadah shalat tak jarang menyempatkan untuk berfoto di depan masjid
dengan latar belakang kubah warna-warni.
"Sering, banyak yang setelah salat sebelum
melanjutkan perjalanan berfoto dulu di depan sini," bebernya.
Menurutnya, tak hanya warga sekitar dan pengguna jalan
yang datang ke Masjid An Nurumi. Banyak juga orang dari luar negeri yang datang
ke masjid ini.
"Musafir dari Malaysia banyak mas yang ke sini.
Turki ada. Terus kemarin yang terakhir dari Australia. Mereka bilangya masjid
unik, 'warna-warni', kalau belum ke sini belum puas," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar