MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
“KONSEP
KURIKULUM 2013”
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman,
S.Ag.,M.Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 11
Hasan Ibadin : 15410060
Fatma Azizah : 15410063
Niswa :15410190
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KONSEP KURIKULUM 2013”.
Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sukiman S.Ag, M.Ag
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kurikulum
2. Seluruh teman-teman kelas A prodi PAI yang
telah membantu dan mendukung kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 9 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................... I
Kata Pengantar...................................................................................................................... II
Daftar Isi............................................................................................................................... III
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penyusunan................................................................................................... 1
D. Manfaat Penyusunan................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan
A.
Rasional Pengembangan Kurikulum 2013.......................................................
2
B.
Dasar dan Prinsip
Pengembangan Kurikulum 2013......................................... 5
C.
Elemen Perubahan KTSP ke Kurikulum
2013................................................. 7
BAB III Penutup
Kesimpulan......................................................................................................................... . 11
Daftar Pustaka.........................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan memiliki peranan penting bagi generasi penerus bangsa
maka dari itu pemerintah mewajibkan belajar 9 tahun dan seharusnya pemerintah mewajibkan
belajar sampai perguruan tinggi jika mengacu pada anggaran untuk pendidikan
sebanyak 20% dari negara. Dalam menyukseskan pendidikan menteri pendidikan
mengeluarkan kurikulum 2013 untuk mengatur segalanya dalam proses pembelajaran.
Orientasi kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang
berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping pembeljarannya
yang holistic dan menyenangkan. Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk
SD, adalah bersifat tematik integrative. Dalam pendekatan ini mata pelajaran
IPA dan IPS sebgai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata
pelajaran itu akan dintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Materi
pembelajaran IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan
matematika, sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa
Indonesia dan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Dalam menerapkan kurikulum 2013 diharapkan setiap sekolah bisa
mengimplementasikan dengan baik agar guru tidak bingung terutama staf kurikulum
diharapkan betul-betul memahami kurikulum 2013. Semoga makalah ini bisa
memberikan pemahaman lebih tentang “Konsep Kurikulum 2013”.[1]
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja rasional
perubahan Kurikulum 2013?
2.
Apa dasar
dan prinsip pengembangan kurikulum 2013
3.
Bagaimana elemen
perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013
C. Tujuan Penyusunan
1.
Memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengembangan kurikulum.
2.
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konsep
Kurikulum 2013.
D. Manfaat Penyusuanan.
1.
Dapat mengetahui dan menjelaskan rasional perubahan Kurikulum 2013
2.
Dapat mengetahui dan Menjelaskan dasar dan prinsip pengembangan kurikulum 2013
3.
Dapat mengetahui dan Mendeskripsikan elemen perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal, tantangan eksternal maupun
tantangan lainnya.
1. Tantangan Internal
– Dalam rangka pemenuhan tuntutan 8 Standar Nasional Pendidikan
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar
sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan
internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Terkait dengan tantangan internal
pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan
pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan.
– Berkembangnya jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan
kualitas manusia akan menjadi beban pembangunan
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang
melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal
pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu
tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal dunia pendidikan antara lain:
– Adanya tantangan perkembangan zaman globalisasi di segala segi.
– Tuntutan kompetensi masa depan baik dari kualitas sikap maupun
mental dan sosial
– Persepsi masyarakat tentang kurikulum sebelumnya yang
menitikberatkan pada sisi kognitif, beban yang terlalu berat, kurang menekankan
aspek afektif
– Berkembangnya pengetahuan dan
pedagogi
– Fnomena negatif perkelahian pelajar, narkoba, korupsi dll
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu
meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat
pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia
nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju
pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas
memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju
stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan
pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju
pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan
kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju
pertukaran pengetahuan.
Sejalan
dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan
baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK
2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi perumusan yang
diturunkan dari kebutuhan. Pendekatan dalam penyusunan SKL pada KBK 2004 dan
KTSP 2006 dapat dilihat di Gambar 4 dan penyempurnaan pola pikir perumusan
kurikulum dapat dilihat di Tabel 1.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dimulai dari 4 aspek: menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta
didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan
kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas
penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan
teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam)
level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik
Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara
negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4
(empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa semua manusia
diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini,
hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman.
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan
IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya
mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta
didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan
atau yang distandarkan di tingkat internasional.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak
jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika.
Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta
didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40%
peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Dengan
keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan yang dapat diambil dari
studi ini adalah bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik di Indonesia
berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat internasional.
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang
ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam
hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya
mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu
mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada
tingkat internasional.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan
bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi
menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level
knowing
- intermediate mengukur kemampuan sampai
level applying
- high mengukur kemampuan sampai level
reasoning
- advance mengukur kemampuan sampai level
reasoning with incomplete information.
Analisis lebih jauh untuk membandingkan kurikulum IPA SMP kelas
VIII yang ada di Indonesia dengan materi yang terdapat di TIMSS menunjukkan
bahwa terdapat beberapa topik yang sebenarnya belum diajarkan di kelas VIII SMP
(Tabel 2). Hal yang sama juga terdapat di kurikulum matematika kelas VIII SMP
di mana juga terdapat beberapa topik yang belum diajarkan di kelas XIII. Lebih
parahnya lagi, malah terdapat beberapa topik yang sama sekali tidak terdapat di
dalam kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi peserta didik kelas VIII
SMP menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam TIMSS.
Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada
studi internasional di mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas
IV dan topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan
mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan
cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta
didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional. Di
samping itu juga perlu dievaluasi ulang tingkat kedalaman materi sesuai dengan
tuntutan perbandingan internasional dan menyusun kompetensi dasar yang sesuai
dengan materi yang dibutuhkan.
B.
Dasar dan Prinsip
Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam bahasa latin kurikulum berarti “lapangan pertandingan” (race
course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish.
Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan. Bila
ditelusuri ternnyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
- Kurikulum diartikan sebagai rencana
pelajaran
- Pengalaman belajar yang diperoleh murid
dari sekolah
- Rencana belajar siswa
Menurut UU No.2 Tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Banyak pendapat mengenai kurikulum.
Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya
dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah,
proses kerjasama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik
seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan
sekedar mempelajari mata pelajara, tetapi yang terpenting adalah pengalaman
kehidupan.[3]
Landasan
dan tingkat dalam pengembangan kurikulum
Pada
umumnya dalam membina kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:
a.
Asas
filosofis
Landasan filosofis
memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat,
dan bangsa.
Dalam
kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat
pendidikan, tujuannya, dan bagaimana cara mencapai tujuan. Oleh karena itu,
wajar apa bila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan,
karena filsafat menentukan tujuan yang hendak dicapai dengan alat yang disebut
kurikulum.
b.
Asas
psikologis
Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis
berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat
menghambat kemauan belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan
berfikir tentang hakikat proses belajar mengajar dan tingkat-tingkat
perkembanga peserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran
yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama
dalam proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum,
daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psikologis peserta didik.
c.
Asas
sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses
sosialisasi individu dan rekontruksi masyarakat, landasan sosial budaya
ternyata bukan hanya semata-mata digunakan dalam mengembangkan kurikulum pada
tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingkat
sekolah atau bahkan tingkat pengajaran.
d.
Asas
organisatoris
Asas
ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada tiga
tipe bentuk kurikulum:
1.
Kurikuum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated
subject curriculum).
2.
Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di
hubung-hubungkan (correlated curriculum).
3.
Kurikulum
yang terdiri dari peleburan semua / hampir semua mata pelajaran (integrated
curriculum).
Prinsip yang dianut dalam pengembangan kurikulum
Ada
sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
- Prinsip relevansi, kurikulum dan
pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan
peserta didik.
- Prinsip efektifitas, berkaitan dengan
tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
- Prinsip efisiensi, berkaitan dengan
perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan
hasil yang diperoleh.
- Prinsip kontinuitas, kurikulum berbagai
tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
- Prinsip fleksibilitas, disamping program
yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil
program-program pilihan.
- Prinsip integritas, kurkiulum hendaknya
memperhatikan hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka
pembentukan kepribadian yang terpadu.[4]
C.
Elemen Perubahan KTSP ke Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Menurut pihak puskur
dan perbukuan kemdibud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 adalah mengurangi
jumlah matapelajaran, mengurangi jumlah mata pelajaran, dan menambah jam
pelajaran. Adanya pengembangan kurikulum
2013 ini, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang
melekat pada kurikulum 2006, bertujuan juga untuk mendorong peserta didik atau
siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah
siswa menerima materi pemblejaran.Sehingga hal-hal baru yang muncul pada
kurikulum 2013 ini menjadi ciri kurikulum 2013 itu sendiri.[5]
Mengacu kepada peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang standar
nasional pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada kurikulum baru ini,
yaitu: perubahan pada standar kelulusan atau SKL (Permendikbud No. 54 Tahun
2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud No. 64 Tahun 2013), perubahan
pada standar proses (Permendikbud No. 65 Tahun 2013), dan perubahan pada aspek penilaian
(Permendikbud No. 66 Tahun 2013).[6]
Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut:
1. Kompetensi Lulusan
2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI)
3. Pendekatan (ISI)
4. Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi
waktu) (ISI)
5. Proses Pembelajaran Penilaian
6. Penilaian
7. Ekstrakurikuler
Berikut uraian keempat elemen perubahan dimaksud yang masuk dalam
bahan uji publik kurikulum 2013.
1.
Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ada beberapa
ruang lingkup standar Kompetensi Lulusan yakni:
Gambar 1. SKL
|
Domain Elemen SD SMP SMA-SMK
|
||
SIKAP
|
Proses
|
Menerima + menjalankan + mengahargai + mengahayati + mengamalkan
|
Individu
|
Beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
|
|
Sosial
|
Toleransi, gotong royong, kerja sama, dan musyawarah
|
|
Alam
|
Pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
perdamaian
|
|
KETERAMPILAN
|
Proses
|
Mengamati + menanya + mencoba + mengolah + menyaji + menalar +
mencipta
|
Abstrak
|
Membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
|
|
Konkret
|
Menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
|
|
PENGETAHUAN
|
Proses
|
Mengetahui + memahami + menerapkan + menganalisa + mengevaluasi
|
Obyek
|
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
|
|
Subyek
|
Manusia, bangsa, negara, tanah air,dan dunia
|
Keterangan:
Gradasi antar satuan pendidikan memperhatikan:
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Funsi satuan pendidikan
5. lingkungan
2. Kedudukan mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah
menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
3. Pendekatan
(ISI)
Kompetensi yang dikembangkan melalui
a. SD :
Tematik integratif dalam semua mata pelajaran
b. SMP :
Mata pelajaran
c. SMA :
Mata pelajaran wajib dan pilihan
d. SMK :
Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi.
4. Struktur
Kurikulum (ISI)
a.
Sekolah Dasar (SD)
1)
Holistic berbasis sains (alam, social, dan budaya)
2)
Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
3) Jumlah jam
bertambah 4 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
Pada kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang, yaitu:
a. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran
dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa
mata pelajaran:
b. IPA menjadi materi pembahasan pelajaran bahasa
Indonesia, matematika, dll.
c. IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn,
bahasa Indonesia, dll.
d. Muatan lokal menajdi materi pembahasan seni
budaya dan prakarya serta pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
e. Mata pelajaran pengembangan diri
diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
b.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1.
TIK menjadi media semua mata pelajaran
2.
Pengembangan diri terinstegrasi pada setiap mata pelajaran dan
ekstrakurikuler
3.
Jumalh mata pelajaran dari 12 menjadi 10
4.
Jumlah jam bertambah 6 jam/minggu akibat perubahan pendekatanpembelajaran
c.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
1.
Perubahan system: ada mata pelajaran wajib dan ada mata pelajaran
pilihan
2.
Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa
3.
Jumlah jam bertambah 2 jam/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran
d.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1.
Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan saat ini
2.
Penyeragaman mata pelajaran dasar umum
3.
Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industry
4. Pengelompokkan
mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci pembagiannya.
5.
Proses pembelajaran
a.
Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
b.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat
c.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar
d.
Sikap tidak diajarkan
secara verbal,tetapi melalui contoh dan teladan
SD : Tematik dan
terpadu
SMP : IPA dan IPS
masing-masing dibelajarkan secara terpadu
SMA : Adanya mata
pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan
bakat dan minatnya
SMK : Kompetensi
keterampilan yang sesuai dengan standar industry
6.
Penilaian
a.
Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
b.
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal)
c.
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti
dan SKL
d.
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrument utama penilaian.
7.
Kegiatan Ekstrakurikuler
a.
SD: Pramuka (wajib). UKS, PMR, Bahasa Inggris
b.
SMP/SMA/SMK:
1)
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.
2)
Perlunya ekstrakurikuler partisipatif.
Sebagai gambaran, berikut ini dikutipkan beberapa perubahan yang
tampak dalam draft kurikulum 2013.
Deskripsi
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
SMK
|
Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
|
Holistik dan integrative berfokus pada alam, social dan budaya
Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains
Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 pelajaran
Jumlah jam bertambah 4 jam/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran
|
TIK menjadi media semua mata pelajaran
Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan
ekstrakurikuler
Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10
Jumlah jam bertambah dari 6 jam/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran
|
Perubahan system: ada mata pelajaran wajib dan pilihan
Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa
Jumlah jam mata pelajaran bertambah 2 jam/minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran
|
Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan
saat ini
Penyeragaman mata pelajaran dasar umum
Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industri
Pengelompokkan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu
rinci pembagiannya.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Rasional / Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi diantaranya yaitu: tantangan internal, tantangan eksternal,
penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan
perluasan materi, dan tantangan eksternal
2. Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Menurut uu no.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Pada umumnya dalam membina
kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut: asas filosofis, asas
psikologis, asas sosiologis, dan asas organisatoris. Dan adapun prinsip yang
dianut dalam pengembangan kurikulum yaitu: prinsip relevansi, prinsip
efektifitas, prinsip efisiensi, prinsip
kontinuitas, prinsip fleksibilitas, prinsip integritas,
3. Elemen
Perubahan Ktsp Ke Kurikulum 2013
Menurut
pihak puskur dan perbukuan kemdibud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013
adalah mengurangi jumlah matapelajaran, mengurangi jumlah mata pelajaran, dan
menambah jam pelajaran.Ada tujuh elemen sebagai berikut: kompetensi lulusan, kedudukan
mata pelajaran (isi), pendekatan
(isi), struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (isi),
proses pembelajaran penilaian, penilaian,
ekstrakurikuler.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwati, Loeloek Endah dan Sofan Amri, Panduan
Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya, 2013)
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/makalah-rasional-pengembangan- kurikulum.
(download 8 Nopember 2016, 12:43)
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013.
http: ejournal.uksw.edu/scholaria/article/download/2/2
gyuvy
[1] Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum
2013, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2013), hlm: vi
[2] http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/makalah-rasional-pengembangan-kurikulum.
( 8 November 2016, 12:43)
[3] Dra. Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Panduan Memahami
KRIKULUM 2013, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2013)., hlm. 34
[4] Ibid., hlm. 35-37
[6] http: ejournal.uksw.edu/scholaria/article/download/2/2