Selasa, 22 November 2016

Makalah Konsep Kurikulum 2013

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
“KONSEP KURIKULUM 2013”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman, S.Ag.,M.Pd.






Disusun Oleh: Kelompok 11
Hasan Ibadin        : 15410060
Fatma Azizah       : 15410063
Niswa                   :15410190







PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016




KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP KURIKULUM 2013”.
            Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.  Bapak Dr. Sukiman S.Ag, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kurikulum
2. Seluruh teman-teman kelas A prodi PAI yang telah membantu dan mendukung kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.


Yogyakarta, 9 November 2016


Penyusun
   
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................... I
Kata Pengantar...................................................................................................................... II
Daftar Isi............................................................................................................................... III

BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C.    Tujuan Penyusunan................................................................................................... 1
D.    Manfaat Penyusunan................................................................................................. 1

BAB II Pembahasan
A.    Rasional Pengembangan Kurikulum 2013....................................................... 2
B.     Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013......................................... 5
C.    Elemen Perubahan KTSP ke Kurikulum 2013................................................. 7

BAB III Penutup
Kesimpulan......................................................................................................................... . 11
Daftar Pustaka......................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pendidikan memiliki peranan penting bagi generasi penerus bangsa maka dari itu pemerintah mewajibkan belajar 9 tahun dan seharusnya pemerintah mewajibkan belajar sampai perguruan tinggi jika mengacu pada anggaran untuk pendidikan sebanyak 20% dari negara. Dalam menyukseskan pendidikan menteri pendidikan mengeluarkan kurikulum 2013 untuk mengatur segalanya dalam proses pembelajaran.
Orientasi kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping pembeljarannya yang holistic dan menyenangkan. Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik integrative. Dalam pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebgai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan dintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Materi pembelajaran IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Dalam menerapkan kurikulum 2013 diharapkan setiap sekolah bisa mengimplementasikan dengan baik agar guru tidak bingung terutama staf kurikulum diharapkan betul-betul memahami kurikulum 2013. Semoga makalah ini bisa memberikan pemahaman lebih tentang “Konsep Kurikulum 2013”.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja rasional perubahan Kurikulum 2013?
2.      Apa dasar dan prinsip pengembangan kurikulum 2013
3.      Bagaimana elemen perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013

C.    Tujuan Penyusunan
1.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengembangan kurikulum.
2.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konsep Kurikulum 2013.

D.    Manfaat Penyusuanan.
1.      Dapat mengetahui dan menjelaskan rasional perubahan Kurikulum 2013
2.      Dapat mengetahui dan Menjelaskan dasar dan prinsip pengembangan kurikulum 2013
3.      Dapat mengetahui dan Mendeskripsikan elemen perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN


A.      Rasional Pengembangan Kurikulum 2013[2]
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal, tantangan eksternal maupun tantangan lainnya.
1.    Tantangan Internal
–  Dalam rangka pemenuhan tuntutan 8 Standar Nasional Pendidikan
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan.
–  Berkembangnya jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan kualitas manusia akan menjadi beban pembangunan
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2.    Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal dunia pendidikan antara lain:
–  Adanya tantangan perkembangan zaman globalisasi di segala segi.
–  Tuntutan kompetensi masa depan baik dari kualitas sikap maupun mental dan sosial
–  Persepsi masyarakat tentang kurikulum sebelumnya yang menitikberatkan pada sisi kognitif, beban yang terlalu berat, kurang menekankan aspek afektif
–  Berkembangnya pengetahuan dan pedagogi
–  Fnomena negatif perkelahian pelajar, narkoba, korupsi dll


3.    Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:
a.    Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b.    Dari satu arah menuju interaktif.
c.    Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d.   Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e.    Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f.     Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g.    Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h.    Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i.      Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j.      Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k.    Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l.      Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m.  Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n.    Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o.    Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p.    Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. Pendekatan dalam penyusunan SKL pada KBK 2004 dan KTSP 2006 dapat dilihat di Gambar 4 dan penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dapat dilihat di Tabel 1.
4.    Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dimulai dari 4 aspek: menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5.    Pendalaman dan Perluasan Materi
Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman.
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat internasional.
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada tingkat internasional.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
-       low mengukur kemampuan sampai level knowing
-       intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
-       high mengukur kemampuan sampai level reasoning
-       advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Analisis lebih jauh untuk membandingkan kurikulum IPA SMP kelas VIII yang ada di Indonesia dengan materi yang terdapat di TIMSS menunjukkan bahwa terdapat beberapa topik yang sebenarnya belum diajarkan di kelas VIII SMP (Tabel 2). Hal yang sama juga terdapat di kurikulum matematika kelas VIII SMP di mana juga terdapat beberapa topik yang belum diajarkan di kelas XIII. Lebih parahnya lagi, malah terdapat beberapa topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi peserta didik kelas VIII SMP menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam TIMSS.
Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi internasional di mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional. Di samping itu juga perlu dievaluasi ulang tingkat kedalaman materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional dan menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.

B.     Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam bahasa latin kurikulum berarti “lapangan pertandingan” (race course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish. Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan. Bila ditelusuri ternnyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
  1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
  2. Pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah
  3. Rencana belajar siswa
Menurut UU No.2 Tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Banyak pendapat mengenai kurikulum. Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerjasama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajara, tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.[3]
Landasan dan tingkat dalam pengembangan kurikulum
Pada umumnya dalam membina kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:
a.         Asas filosofis
       Landasan filosofis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat  merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa.
Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat pendidikan, tujuannya, dan bagaimana cara mencapai tujuan. Oleh karena itu, wajar apa bila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karena filsafat menentukan tujuan yang hendak dicapai dengan alat yang disebut kurikulum.

b.        Asas psikologis
Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghambat kemauan belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berfikir tentang hakikat proses belajar mengajar dan tingkat-tingkat perkembanga peserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dalam proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psikologis peserta didik.

c.       Asas sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyarakat, landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunakan dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingkat sekolah atau bahkan tingkat pengajaran.

d.      Asas organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
1.    Kurikuum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum).
2.    Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan (correlated curriculum).
3.    Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua / hampir semua mata pelajaran (integrated curriculum).
Prinsip yang dianut dalam pengembangan kurikulum
Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
  1. Prinsip relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
  2. Prinsip efektifitas, berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
  3. Prinsip efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
  4. Prinsip kontinuitas, kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
  5. Prinsip fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
  6. Prinsip integritas, kurkiulum hendaknya memperhatikan hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.[4]


C.    Elemen Perubahan KTSP ke Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Menurut pihak puskur dan perbukuan kemdibud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 adalah mengurangi jumlah matapelajaran, mengurangi jumlah mata pelajaran, dan menambah jam pelajaran.  Adanya pengembangan kurikulum 2013 ini, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, bertujuan juga untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pemblejaran.Sehingga hal-hal baru yang muncul pada kurikulum 2013 ini menjadi ciri kurikulum 2013 itu sendiri.[5] Mengacu kepada peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada kurikulum baru ini, yaitu: perubahan pada standar kelulusan atau SKL (Permendikbud No. 54 Tahun 2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud No. 64 Tahun 2013), perubahan pada standar proses (Permendikbud No. 65 Tahun 2013), dan perubahan pada aspek penilaian (Permendikbud No. 66 Tahun 2013).[6] Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut:
1.      Kompetensi Lulusan
2.      Kedudukan Mata Pelajaran (ISI)
3.      Pendekatan (ISI)
4.      Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
5.      Proses Pembelajaran Penilaian
6.      Penilaian
7.      Ekstrakurikuler
Berikut uraian keempat elemen perubahan dimaksud yang masuk dalam bahan uji publik kurikulum 2013.



1.         Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ada beberapa ruang lingkup standar Kompetensi Lulusan yakni:
Gambar 1. SKL

Domain                  Elemen             SD                       SMP                   SMA-SMK
SIKAP
Proses
Menerima + menjalankan + mengahargai + mengahayati + mengamalkan
Individu
Beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial
Toleransi, gotong royong, kerja sama, dan musyawarah
Alam
Pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
KETERAMPILAN
Proses
Mengamati + menanya + mencoba + mengolah + menyaji + menalar + mencipta
Abstrak
Membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
Konkret
Menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
PENGETAHUAN
Proses
Mengetahui + memahami + menerapkan + menganalisa + mengevaluasi
Obyek
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
Subyek
Manusia, bangsa, negara, tanah air,dan dunia

Keterangan:
Gradasi antar satuan pendidikan memperhatikan:
1.      Perkembangan psikologis anak
2.      Lingkup dan kedalaman materi
3.      Kesinambungan
4.      Funsi satuan pendidikan
5.      lingkungan
2.      Kedudukan mata pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
3.      Pendekatan (ISI)
Kompetensi yang dikembangkan melalui
a.       SD       : Tematik integratif dalam semua mata pelajaran
b.      SMP    : Mata pelajaran
c.       SMA   : Mata pelajaran wajib dan pilihan
d.      SMK   : Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi.
4.      Struktur Kurikulum (ISI)
a.       Sekolah Dasar (SD)
1)      Holistic berbasis sains (alam, social, dan budaya)
2)      Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
3)      Jumlah jam bertambah 4 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
Pada kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum  sekarang, yaitu:
a.       Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
b.      IPA menjadi materi pembahasan pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dll.
c.       IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, bahasa Indonesia, dll.
d.      Muatan lokal menajdi materi pembahasan seni budaya dan prakarya serta pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
e.       Mata pelajaran pengembangan diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
b.      Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1.      TIK menjadi media semua mata pelajaran
2.      Pengembangan diri terinstegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler
3.      Jumalh mata pelajaran dari 12 menjadi 10
4.      Jumlah jam bertambah 6 jam/minggu akibat perubahan pendekatanpembelajaran
c.       Sekolah Menengah Atas (SMA)
1.      Perubahan system: ada mata pelajaran wajib dan ada mata pelajaran pilihan
2.      Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa
3.      Jumlah jam bertambah 2 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
d.      Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1.      Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan saat ini
2.      Penyeragaman mata pelajaran dasar umum
3.      Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industry
4.      Pengelompokkan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci pembagiannya.
5.      Proses pembelajaran
a.       Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
b.      Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
c.       Guru bukan satu-satunya sumber belajar
d.      Sikap tidak diajarkan secara verbal,tetapi melalui contoh dan teladan
SD             : Tematik dan terpadu
SMP          : IPA dan IPS masing-masing dibelajarkan secara terpadu
SMA         : Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan       bakat dan minatnya
SMK         : Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industry
6.      Penilaian
a.       Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
b.      Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
c.       Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
d.      Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument utama penilaian.
7.      Kegiatan Ekstrakurikuler
a.       SD: Pramuka (wajib). UKS, PMR, Bahasa Inggris
b.      SMP/SMA/SMK:
1)      Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.
2)      Perlunya ekstrakurikuler partisipatif.
Sebagai gambaran, berikut ini dikutipkan beberapa perubahan yang tampak dalam draft kurikulum 2013.

Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
Holistik dan integrative berfokus pada alam, social dan budaya

Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 pelajaran

Jumlah jam bertambah 4 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
TIK menjadi media semua mata pelajaran



Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler
Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10


Jumlah jam bertambah dari 6 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
Perubahan system: ada mata pelajaran wajib dan pilihan

Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa






Jumlah jam mata pelajaran bertambah 2 jam/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini
Penyeragaman mata pelajaran dasar umum



Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industri
Pengelompokkan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci pembagiannya.



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

1. Rasional / Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi diantaranya yaitu: tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, dan tantangan eksternal
2. Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Menurut uu no.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Pada umumnya dalam membina kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut: asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, dan asas organisatoris. Dan adapun prinsip yang dianut dalam pengembangan kurikulum yaitu: prinsip relevansi, prinsip efektifitas, prinsip efisiensi, prinsip kontinuitas, prinsip fleksibilitas, prinsip integritas,
3. Elemen Perubahan Ktsp Ke Kurikulum 2013
Menurut pihak puskur dan perbukuan kemdibud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 adalah mengurangi jumlah matapelajaran, mengurangi jumlah mata pelajaran, dan menambah jam pelajaran.Ada tujuh elemen sebagai berikut: kompetensi lulusan, kedudukan mata pelajaran (isi), pendekatan (isi), struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (isi), proses pembelajaran penilaian, penilaian, ekstrakurikuler.



DAFTAR PUSTAKA

Poerwati, Loeloek Endah dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta:     PT. Prestasi Pustakarya, 2013)
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/makalah-rasional-pengembangan-      kurikulum. (download 8 Nopember 2016, 12:43)
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
http: ejournal.uksw.edu/scholaria/article/download/2/2





gyuvy

[1] Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2013), hlm: vi
[2] http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/makalah-rasional-pengembangan-kurikulum. ( 8 November 2016, 12:43)
[3] Dra. Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Panduan Memahami KRIKULUM 2013, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2013)., hlm. 34
[4] Ibid., hlm. 35-37
[5] Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Bar, (Bnadung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm: 124-126
[6] http: ejournal.uksw.edu/scholaria/article/download/2/2
[7] Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Bar, (Bnadung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm: 126-129