Makalah 3 PENGEMBANGAN MEDIA PETA, GLOBE, DAN
OHT/OHP
(makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah pengembangan media dan sumber belajar PAI)
Dosen Pengampu : Yuli Kuswandari S.Pd.
Disusun Oleh :
1. Zulfa (15410019)
2. M. Nur Adnan Saputra (15410070)
3. Ngainun Jariyah (15410082)
4. Muhammad Saiful Rohman (15410084)
5. Hasan Ibadin (15410060)
Kelas A Semester Tiga
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji serta Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang
mana atas nikmat dan karunianya sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik.
Sholahat serta salam mari kita curah limpahkan kepada junjunan alam yakni Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, para tabiin tabiut dan
kepada kita selaku ummatnya mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat di yaumul
akhir nanti.
Dalam mata kuliah pengembangan media dan sumber belajar
pendidikan agama Islam, kami mendapatkan tugas dari Ibu Yuli yang berjudul
“MEDIA PETA, GLOBE, DAN OHT/OHP”.
Tentunya, dalam isi makalah ini kami akan sedikit membahas mengenai
media peta, globe, dan OHT/OHP yang mana
media tersebut tentu pada zaman yang serba canggih seperti sekarang ini bukan
lagi menjadi alat bantu, melainkan sudah menjadi “makanan pokok” di dalam dunia
pendidikan.
Penjelasan peta, globe termasuk ke dalam golongan media
visual yang bentuknya sederhana. Sementara media OHT/OHP (Proyektor) termasuk
salah satu media yang canggih. Salah satu fungsi peta dan globe dalam
pembelajaran yaitu dapat menjelaskan wilayah atau daerah yang terkait dengan
materi pelajaran, sementara media OHT/OHP itu fungsinya guna menjelaskan materi
pelajaran terutama berbentuk grafis.
Ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan
kepada Allah SWT, kedua orang tua tercinta, kepada dosen pengampu, dan semua
pihak yang tidak disebutkan namanya. Dalam pembuatan makalah ini pasti selalu
terdapat kekurangan. Maka dari itu, Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga karya kecil ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 5 Oktober 2016
Penulis
|
DAFTAR ISI
Sampul..............................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................
1
Daftar Isi..........................................................................................................
2
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................
3
A. Latar Belakang.....................................................................................
3
B. Rumusan Masalah.................................................................................
3
C. Tujuan...................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
4
A. Peta.......................................................................................................
4
B. Globe....................................................................................................
8
C. Overhead Transparancy / Overhead Projector
(OHT/OHP)................. 12
BAB III PENUTUP.........................................................................................
19
A. Kesimpulan...........................................................................................
19
Daftar Pustaka..................................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang
dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Pada zaman globalisasi kali ini, media
pembelajaran bukan lagi sekedar alat bantu pendidikan, melainkan telah menjadi
bagian integral dari pendidikan itu sendiri.
Berawal dari
latar belakang tersebut, kami disini bermaksud mengenalkan macam-macam media
yang sudah sering digunakan dalam proses pembelajaran sehari-hari, terutama di
kota-kota besar yang telah menggunakan salah satu media yaitu OHT/OHP sebagai
proses pembelajaran. Selain itu, ada juga media Peta dan Globe sebagai proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu media peta ?
2.
Apa yang dimaksud dengan media Globe ?
3.
Apa yang dimaksud dengan media OHT/OHP ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui media peta.
2.
Untuk mengetahui media Globe.
3.
Untuk mengetahui media OHT/OHP.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peta
1. Pengertian
Peta adalah
gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu memulai suatu
sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai
dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar
komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti
taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah
lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi
dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi.
Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.[1]
2. Deskripsi
Peta biasanya
dilengkapi dengan judul, legenda, orientasi atau tanda panah, skala, simbol peta,
garis astronomis, inset, dan garis tepi peta. Judul mencerminkan isi sekaligus
tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau
atas bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk
memahami peta. Orientasi/tanda arah adalah suatu tanda yang menunjukkan dalam
peta. Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.
Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat
dapat sebagai petunjuk arah.
Skala adalah
suatu perbandingan ukuran anatara peta dengan permukaan bumi yang sebenarnya.
Pada peta suatu panjang siasanya menggunakan cm dan meter, tetapi untuk daerah
yang sangat luas menggunakan kilometer.[2]
Gambar atau
lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai,
gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang
menyatakan sifat seperti batas daerah, sifat permukaan, denah
Jenis peta berdasarkan skala:
§ Peta skala
besar berskala antara 1:5.000 s.d 1:250.000
§ Peta skala
sedang berskala antara 1:250.000 s.d
1:500.000
§ Peta skala
kecil berskala antara 1:500.000 s.d 1:1.000.000
§ Peta kadaster
berskala antara 1:100 s.d 1: 5.000
Jenis peta berdasarkan
isinya:
a.
Peta Umum
Peta umum
adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang terdapat pada suatu daerah
yang dipetakan. Contohnya: Peta jalan dan gedung wilayah Yogyakarata
b.
Peta Khusus
Peta Khusus
adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan
daerah bumi. Contohnya: peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta
pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.
Jenis peta
berdasarkan sifat
a.
Peta stasioner
Peta stasioner
adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang tetap
atau relatif stabil.
Contohnya: peta
geologi, peta kontur, peta laut menurut kedalamannya, peta topografi, dan peta
jalur pegunungan.
b.
Peta dinamis
Peta dinamis
adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang
sifatnya dinamis atau berubah-ubah.
Contohnya: peta
penyebaran penduduk, peta jaringan transportasi, peta jaringan irigasi, dan
peta jaringan telepon.
c.
Peta Navigasi
Peta Navigasi
merupakan peta yang menunjukkan lintas perhubungan laut yang dibuat oleh
Departemen Perhubungan.[3]
Jenis peta
berdasarkan bentuknya
a.
Peta timbul
Peta timbul
adalah peta dalam bentuk tiga dimensi dengan perbedaan tinggi rendah tanah yang
dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief
b.
Peta dasar (peta biasa)
Peta dasar
adalah peta yang menggambarkan suatu wilayah yang belum diberi data, misalnya
peta dasar Indonesia, peta dasar pulau Jawa
Dengan adanya
peta dasar kita dapat membuat berbagai jenis peta yang kita inginkan
c.
Peta Digital
Peta digital
adalah peta yang datanya terdapat pada pita magnetik, sedangkan pengolahan dan
penyajian datanya menggunakan komputer, misalnya peta yang digambarkan melalui
layar televisi atau layar computer.
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari pembuatan peta adalah alat tulis (pensil,
penggaris, bolpoin, penghapus dan lain-lain) dan selembar kertas yang cukup
untuk membuat peta.
Kemudian tahap pembuatan peta, yaitu :
Pengumpulan
Data
Data yang
diperlukan dalam pembuatan peta adalah data topografi(yaitu jarak dan tinggi
tempat) dan data tematik. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan, misalnya topografi, geologi, geomorfologi, dan kehutanan.
Data topografi diperoleh secara geodetic, yaitu pengukuran jerak horizontal dan
vertikal suatu daerah/tempat dan pemotretan dari segala arah. Data tematik
dapat diperoleh dari data statistik.
Pengolahan
Data
Data yang telah
terkumpul dapat dianalisis atau diolah dengan komputer dan hasilnya disimpan.
Sebaiknya hasil analisis data dicocokan kembali dengan keadaan
dilapangan/keadaan kenyataan dipermukaan bumi.
Penyajian
Kembali Data
Setelah diolah
data disajikan kembali kedalam peta, hasil pemetaan ini sangat tepat kalau
dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang pemetaan.
4. Penggunaan dalam Pembelajaran
Aplikasi dari
penggunaan peta dan globe sebagai media pembelajaran cenderung dapat digunakan
dalam mata pealajaran sejarah, karena di dalam mata pelajaran sejarah perlu menunjukkan
daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu ketika
mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat
peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan
Kejayaan Islam pada masa Daulah Umayyah di Andalusia, perlu untuk ditunjukkan
letak-letak Andalusia supaya peserta didik dapat mengetahui di manakah letak
Andalusia.[4]
5. Kelebihan Peta
ü Dapat
memberikan informasi tentang permukaan bumi
ü Dapat memberika
pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi suatu wilayah
ü Dapat
memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya
6. Kelemahan Peta
Selain memiliki
kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran media peta juga
terdapat beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
Ø Hanya berupa
visual saja
Ø Ukuran gambar
kadang tidak sesuai dengan kelompok besar
Ø Dapat sangat
membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya
Ø Hanya dapat
digunakan dalam pembahasan-pembahasan yang terbatas saja
B. Globe
1. Pengertian
Globe adalah bola dunia berukuran kecil dalam
bentuk tiga dimensi dengan kemiringan 66
½ pada garis ekliptika (bidang edar
bumi) dan dengan kemiringan 23 ½ dari matahari.
Globe juga bisa disebut sebagai model tiruan bumi yang memberikan gambaran
bentuk bumi sebenarnya. Kata “globe”
berasal dari kata “globus” (bahasa latin
) yang berarti bola yang bulat. (www.id.wikipedia.org/globe).
2.
Deskripsi
Globe adalah
tiruan bumi yang diperkecil, yang di permukaannya digambarkan benua-benua dan
samudera-samudera.[5] Selain itu, globe adalah bola bumi atau model.[6] Abdullah Muhammad al-Idrisi Ash-Sharif
dikenal sebagai Kartografer dan Geografer, Ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko
tahun 1100, juga dikenal dengan nama singkat al-Sharif al-Idrisi al-Qurthubi. Orang Barat menyebutnya dengan nama Edrisi atau Dreses, dia
berhasil membuat globe pada tahun 1154. Sebagai geographer yang meyakini bumi
ini bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Bola bumi yang
diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kg.
Adapun beberapa fungsi Globe, antara
lain:
1)
Menunjukan Bentuk Bumi yang Sesungguhnya
2)
Menirukan Rotasi Bumi
3)
Menunjukan Garis Lintang dan Garis Bujur
4)
Mencari Informasi Geografi pada Globe.
3.
Alat dan Bahan
1)
Bola Plastik
2)
Spidol
3)
Cat Air
4)
Kuas
5)
Cat Kayu
6)
Papan
7)
Kawat
8) Perkakas (
Gergaji, palu dan paku )
Proses Pembuatan:
Tahap Pemberian
Sketsa: Bola
tersebut kita gambar terlebih dahulu dengan spidol dan kita bentuk terlebih
dahulu bentuk benua-benua, batas lempeng dan bagian yang termasuk didalam ring
of fire.
Tahap Pewarnaan: Setelah
sketsa tersebut telah jadi kita langsung saja mewarnainya dengan cat air, kita
sesuaikan warnanya. terdapat beberapa warna yaitu : Hijau ( Benua), Biru
(Laut), Merah (Ring of Fire) dan Pink (Batas Lempeng-lempeng).
Tahap Pembuatan
Bingkai: Setelah
itu kita membuat bingkainya yaitu dengan bahan-bahan papan yang telah tersedia,
pertama-tama papan tersebut digergaji terlebih dahulu. Untuk alasnya berbentuk persegi 6, dan sisi
lainnya berbentuk persegi panjang. setelah papan digergaji barulah kita
gabungkan alas beserta sisi-sisi lainnya dengan menggunakan palu dan paku.
Tahap
Penggabungan: Setelah semua hal tersebut selesai barulah kita masuk ke tahap
terakhir yaitu tahap penggabungan antara bingkai dengan Replika Bumi. Untuk
menggabungkan kedua benda ini kami menggunakan bantuan Kawat yaitu dengan cara
memasukkan kawat kedalam bola dari sisi atas hingga tembus kesisi bawah.
Penggunaan kawat ini bertujuan untuk membuat bola dapat diputar seperti bentuk
Globe yang sering kita temukan.[7]
4.
Penggunaan dalam pembelajaran
Cara penggunaan
globe kalau globenya ringan adalah sebagai berikut:
1)
Pegang gagang dengan kuat dan mantap dengan tangan kiri
2)
Diangkat di atas bahu kiri,
kalau berat di letakkan di atas meja.
3)
Letakkan posisi globe yang benar
(0
derajat sampai dengan 180 derajat) belahan
bumi timur berada di sebelah kanan kita dan (180 derajat sampai dengan 0
derajad ) belahan bumi selatan berada dikiri kita berdiri.
4)
Diputar dengan satu jari saja (telunjuk) berlawanan dengan arah
jarum jam
5)
Memutar dengan pelan-pelan.
Jika globenya
berat cukup diletakkan
diatas meja yang agak tinggi di depan kelas, untuk penggunaan sama dengan
diatas.
Penyimpanannya :
globe dimasukkan kedalam
plastik yang tembus
pandang supaya globe bisa dilihat dan
tidak debuan.
Globe banyak
digunakan untuk mempelajari
geografi karena memiliki beberapa kelebihan, sebagai berikut:
1)
Mempunyai bentuk yang menyerupai bumi sebenarnya.
2)
Memiliki skala konstan, jarak dan luas bumi yang benar.
3)
Letak astronomis maupun geografis mudah dipelajari karena garis lintang dan garis bujur pada globe lebih
lengkap.
4)
Mudah mempelajari pembagian daerah iklim
5)
Menggambarkan kedudukan bumi yang miring terhadap ekliptika dengan
sudut 66 ½ derajat.
5.
Kelebihan
Dalam
penggunaannya sebagai media pembelajaran PAI, media peta dan globe memiliki
beberapa kelebihan, yaitu antara lain sebagai berikut:
1)
Dapat memberikan informasi tentang permukaan bumi.
2)
Dapat memberikan pengetahuan relatif dan tetap tentang
posisi suatu wilayah.
3)
Dapat melengkapi pengetahuan dan informasi tentang arah, jarak,
bentuk dan ukuran suatu wilayah.
4)
Dapat menambah arti dari suatu bahan deskriptif.
5)
Dapat memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya.
6)
Dapat mendemontrasikan gerakan rotasi bumi dari barat ke timur dan
menunjukan suatu lokasi walaupun tidak sedetail peta.
6.
Kekurangan
Selain memiliki
kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran PAI, media peta dan
globe juga terdapat beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1)
Hanya berupa visual saja.
2)
Ukuran gambar kadang tidak sesuai dengan kelompok besar.
3)
Dapat sangat membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya.
4)
Hanya dapat digunakan dalam pembahasan-pembahasan yang terbatas
saja.
C.
OHT dan OHP
1. Pengertian
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual
yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead
Projector). OHP merupakan varian dari proyektor slide yang digunakan untuk
menampilkan gambar atau teks kepada audiens.[8]
OHP ditemukan sejak 1930-an yaitu sejak adanya penemuan lensa
frensel yang digunakan dalam OHP. Ada dua jenis model OHP yaitu:
1) OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan
dibuat secara permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya
memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable.
2) OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar
mudah dibawa ke mana-mana, sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.[9]
2. Deskripsi
OHP adalah contoh yang tepat dari alat bantu pengajaran karena
didesain khusus untuk digunakan guru di depan kelas. Sebagai alat bantu, penggunaannya
mudah dan luwes dan bila digunakan dengan baik akan banyak membantu, baik bagi
guru maupun bagi murid. Meskipun dapat dipakai untuk berbagai ukuran kelompok
pemirsa, tetapi OHP dikembangkan khusus untuk memproyeksikan gambar diam untuk
kelompok besar, untuk peserta didik yang banyak di satu tempat. Dari keunggulan
yang dimilikinya dapat dilihat mengapa ia semakin banyak digunakan pada semua
tingkat pendidikan untuk berbagai situasi pengajaran.[10]
Biasanya, OHP
terdiri atas sebuah kotak besar yang berisi lampu yang sangat terang dan sebuah
kipas untuk pendingin. Pada puncak kotak tersebut, ada sebuah lensa besar yang
menjadi tempat lampu tersebut memancarkan cahaya. Di atas kotak, yang biasanya
berlengan panjang, terdapat sebuah cermin dan lensa yang memfokuskan dan
mengarahkan kembali lampu ke depan.
Selain itu, ada juga kertas transparan ditempatkan di
atas lensa agar bisa ditampilkan. Cahaya lampu tersebut memancar menembus
kertas transparan menuju cermin, kemudian dibiaskan ke arah sebuah layar
tampilan. Cermin tersebut akan memungkinkan presentator atau penyaji serta
audiens untuk melihat gambar tampilan tersebut pada waktu yang sama. Penyaji
melihat ke arah kertas transparan, sedangkan audiens melihat ke arah layar
tampilan.[11]
Tinggi cermin bisa disesuaikan untuk memfokuskan gambar
dan membuat gambar tersebut lebih besar atau kecil, tergantung pada kedekatan
jarak proyektor tersebut pada layar. OHP yang berkualitas lebih baik dilengkapi
roda penyesuaian atau sekrup pada badan proyektor. Roda tersebut berfungsi
menggerakkan lampu menuju atau menjauh dari lensa tempat kertas transparan
berada. Ketika cermin di atas lensa digerakkan terlalu tinggi atau rendah
berarti sama dengan memindahkan jarak titik api terbaik untuk gambar tata warna
putih yang menghasilkan gambar berproyeksi dengan warna biru atau cokelat yang
menyusur di sekitar sisi bagian luar layar. Gerakkan roda penyesuaian sehingga
mampu menggeser lampu untuk membenarkan jarak titik api tersebut, dan
mengembalikan warna gambar yang semuanya berproyeksikan warna putih.[12]
3. Alat dan Bahan
Media transparansi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas
bahan transparan, biasanya film acetate atau
plastic berukuran 81/2” x 11”, yang digunakan oleh guru untuk memvisualisasikan
konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau ringkasan di depan
kelompok kecil/besar. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT,
yaitu: pertama, write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang
dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol, kedua, PPC transparency film (PPC=Plain Paper Copier), yaitu jenis
transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin
foto kopi, dan ketiga, infrared
transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau
gambar dengan menggunakan mesin thermofax.[13]
Dalam membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang
sederhana sampai yang rumit atau memakai alat pembuat (transparan maker) untuk mengkopi transparan tersebut. Secara garis
besar cara pembuatan transparan adalah sebagai berikut:
1)
Langkah pertama
Menulis langsung pada transparan (acatate). Bahan dasar transparan berupa sejenis plastik tipis yang
disebut acetate yang dijual di
pasaran dengan ketebalan yang bervariasi. Yang umum dipakai dengan DIN-A.4, 210
x 297 mm dengan tebal 0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat
dikerjakan 2 cara yaitu:
Ø Menulis/melukis
dengan pen khusus yang berwarna-warni (transparance
pen).
Ø Menggunakan set
huruf (lettering set) atau sering
disebut rugos.
Dalam
praktiknya dua cara di atas dikombinasikan atau dipakai secara bersama untuk
menghasilkan transparan yang telah direncanakan terlebih dahulu.
2)
Langkah kedua
Membuat transparan dengan cara reproduksi yaitu memperbanyak dengan
gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat reproduksi yang sekarang banyak
dipakai adalah mesin fotokopi dan mesin cetak/printer. Proses membuat
tranparansi jenis ini adalah diawali dengan membuat lembar asli yang umumnya
disebut “master”. Master untuk digandakan dengan mesin foto kopi dapat ditulis
di kertas biasa kemudian diperbanyak dengan mesin foto kopi. Adapun bila
dicetak dengan printer, masternya cukup file di computer, bahkan untuk mesin
foto kopi yang model baru telah memiliki fasilitas bisa mencetak dari file
seperti halnya mesin printer.
Sebagai
perangkat lunak, bahan transparan yang berisi pesan-pesan tersebut memerlukan
alat khusus untuk memproyeksikannya, yaitu OHP. OHP adalah sejenis perangkat
keras (hardware) yang dirancang
sedemikian rupa, yang terdiri dari beberapa komponen seperti lensa assembly,
stage, lampu proyektor, dan tombol pengatur focus, yang digunakan untuk
memproyeksikan bahan yang tertuang dalam transparansi.[14]
4. Penggunaan dalam Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, keberadaan dan kegunaan OHP
sangat penting. Sebab, alat ini mampu memfasilitasi lingkungan interaktif
secara mudah dan berbiaya murah bagi para pendidik. Bahan-bahan pengajaran bisa
dicetak kembali pada lembaran plastik, yang membuat pendidik bisa secara
langsung menulis
menggunakan pena berwarna yang tidak permanen (bisa dihapus). Ini akan
menghemat waktu karena kertas transparan bisa dicetak kembali dan digunakan
secara berulang-ulang, dibandingkan harus mempunyai bahan-bahan yang ditulis
secara manual sebelum memulai pengajaran di setiap kelas.[15]
OHP mampu menempatkan tulisan pendidik dalam suatu tempat yang
menyenangkan, membuat pendidik mampu mengawasi menghadapkan wajahnya kepada
anak didiknya, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara pendidik
dan anak didik. Fitur proyektor yang lapang membuat pendidik menulis dalam satu
teks singkat yang menyenangkan dalam suatu posisi tulisan yang alamiah
dibandingkan menulis dalam sebuah teks yang besar pada papan tulis dan harus
secara konstan mengangkat lengannya saat menulis, dan tentu ini sangat tidak
menyenangkan dan membuat tangan dan leher menjadi kaku.
Seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang snagat cepat, OHP
yang sudah menjadi alat umum di ruang kelas dan ruang konferensi bisnis,
sekarang ini perlahan tergantikan dengan kamera dokumen, yang mendedikasikan
system proyeksi computer dan papan tulis interaktif. Sistem seperti itu
menjadikan para penggunanya bisa membuat presentasi beranimasi dan lebih
interaktif dengan gerakan dan video, seperti yang sudah ditunjukkan dalam
penggunaan software seperti Microsoft
Power Point.[16]
5. Kelebihan OHT dan OHP
OHP telah menjadi media pengajaran yang sangat penting
bagi proses pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan. Berikut adalah
beberapa kelebihan dari OHP, yaitu:
ü Dapat digunakan untuk menyajikan pesan dalam
semua ukuran ruangan kelas.
ü Menarik, karena memungkinkan penyajian yang
variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
ü Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan
memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting
ü Tidak memerlukan operator secara khusus dan
tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
ü Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat.
ü OHT atau kertas transparan bisa digunakan
secara berulang-ulang.[17]
6. Kekurangan
Akan tetapi, setiap teknologi tentu juga memiliki
kelemahan dan kekurangan, termasuk OHP. Berikut adalah beberapa kekurangan yang
terdapat pada OHP, di antaranya:
Ø Memerlukan perencanaan yang matang dalam
pembuatan dan penyajiannya
Ø OHP dan kertas transparan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan, karena gambar dalam kertas biasa tidak bisa
diproyeksikan melalui OHP, tapi harus melalui kertas transparan atau OHT
Ø Urutan kertas transparan sering kacau, karena
berdiri sendiri-sendiri dan tidak ada nomor urutannya sehingga membingungkan
pendidik yang menyajikannya.[18]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media
pembelajaran itu sangat beragam, diantaranya adalah media Peta, Globe, dan
OHT/OHP. Ketiga media tersebut dewasa ini sudah sering dipakai dalam proses
pembelajaran. Khususnya bagi media peta dan globe, media ini selalu digunakan
dalam mata pelajaran IPS untuk mengetahui gambaran permukaan bumi pada bidang
datar dengan skala tertentu memulai suatu sistem proyeksi, atau tiruan planet
bumi.
OHT (Overhead
Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang
disebut OHP (Overhead Projector). OHP merupakan varian dari proyektor slide
yang digunakan untuk menampilkan gambar atau teks kepada audiens.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta:
LPP UNS & UNS Press.
Danim, Sudarwan. 1985. Media Komunikasi Pendidikan
Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.
Yogyakarta: Diva Press.
Sadiman, Arif S. 1996. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Pedagogia.
https://pgsd4c.wordpress.com/2013/06/19/fitriah/
diakses hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 18.23 WIB.
[4] Arif. S. Sadiman, Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
Pemanfaatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), hal.
49-50.
[6] Sudarwan Danim, Media
Komunikasi Pendidikan Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil
Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1985), hal. 21.
[7] https://pgsd4c.wordpress.com/2013/06/19/fitriah/ diakses hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 18.23
WIB.
[14] Ibid, hal 124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar