Selasa, 13 Maret 2018

Makalah 3 PENGEMBANGAN MEDIA PETA, GLOBE, DAN OHT/OHP


Makalah 3 PENGEMBANGAN MEDIA PETA, GLOBE, DAN OHT/OHP
(makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengembangan media dan sumber belajar PAI)
Dosen Pengampu : Yuli Kuswandari S.Pd.
Disusun Oleh :
1.      Zulfa (15410019)
2.      M. Nur Adnan Saputra (15410070)
3.      Ngainun Jariyah (15410082)
4.      Muhammad Saiful Rohman (15410084)
5.      Hasan Ibadin (15410060)
Kelas A Semester Tiga

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji serta Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas nikmat dan karunianya sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik. Sholahat serta salam mari kita curah limpahkan kepada junjunan alam yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, para tabiin tabiut dan kepada kita selaku ummatnya mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat di yaumul akhir nanti.
Dalam mata kuliah pengembangan media dan sumber belajar pendidikan agama Islam, kami mendapatkan tugas dari Ibu Yuli yang berjudul “MEDIA PETA, GLOBE, DAN OHT/OHP”.  Tentunya, dalam isi makalah ini kami akan sedikit membahas mengenai media peta, globe, dan OHT/OHP  yang mana media tersebut tentu pada zaman yang serba canggih seperti sekarang ini bukan lagi menjadi alat bantu, melainkan sudah menjadi “makanan pokok” di dalam dunia pendidikan.
Penjelasan peta, globe termasuk ke dalam golongan media visual yang bentuknya sederhana. Sementara media OHT/OHP (Proyektor) termasuk salah satu media yang canggih. Salah satu fungsi peta dan globe dalam pembelajaran yaitu dapat menjelaskan wilayah atau daerah yang terkait dengan materi pelajaran, sementara media OHT/OHP itu fungsinya guna menjelaskan materi pelajaran terutama berbentuk grafis.
Ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan kepada Allah SWT, kedua orang tua tercinta, kepada dosen pengampu, dan semua pihak yang tidak disebutkan namanya. Dalam pembuatan makalah ini pasti selalu terdapat kekurangan. Maka dari itu, Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 5 Oktober 2016


Penulis
DAFTAR ISI

Sampul..............................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................. 1
Daftar Isi.......................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 3
A.    Latar Belakang..................................................................................... 3
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 3
C.     Tujuan................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
A.    Peta....................................................................................................... 4
B.     Globe.................................................................................................... 8
C.     Overhead Transparancy / Overhead Projector (OHT/OHP)................. 12
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19
A.    Kesimpulan........................................................................................... 19
Daftar Pustaka.................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Pada zaman globalisasi kali ini, media pembelajaran bukan lagi sekedar alat bantu pendidikan, melainkan telah menjadi bagian integral dari pendidikan itu sendiri.
Berawal dari latar belakang tersebut, kami disini bermaksud mengenalkan macam-macam media yang sudah sering digunakan dalam proses pembelajaran sehari-hari, terutama di kota-kota besar yang telah menggunakan salah satu media yaitu OHT/OHP sebagai proses pembelajaran. Selain itu, ada juga media Peta dan Globe sebagai proses pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu media peta ?
2.      Apa yang dimaksud dengan media Globe ?
3.      Apa yang dimaksud dengan media OHT/OHP ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui media peta.
2.      Untuk mengetahui media Globe.
3.      Untuk mengetahui media OHT/OHP.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Peta
1.    Pengertian
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu memulai suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.[1]
2.    Deskripsi
Peta biasanya dilengkapi dengan judul, legenda, orientasi atau tanda panah, skala, simbol peta, garis astronomis, inset, dan garis tepi peta. Judul mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau atas bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas. Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta. Orientasi/tanda arah adalah suatu tanda yang menunjukkan dalam peta. Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
Skala adalah suatu perbandingan ukuran anatara peta dengan permukaan bumi yang sebenarnya. Pada peta suatu panjang siasanya menggunakan cm dan meter, tetapi untuk daerah yang sangat luas menggunakan kilometer.[2]
Gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat seperti batas daerah, sifat permukaan, denah
Jenis peta berdasarkan skala:
§  Peta skala besar berskala antara 1:5.000 s.d 1:250.000
§  Peta skala sedang berskala antara  1:250.000 s.d 1:500.000
§  Peta skala kecil berskala antara 1:500.000 s.d 1:1.000.000
§  Peta kadaster berskala antara 1:100 s.d 1: 5.000

Jenis peta berdasarkan isinya:
a.       Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang terdapat pada suatu daerah yang dipetakan. Contohnya: Peta jalan dan gedung wilayah Yogyakarata
b.      Peta Khusus
Peta Khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi  khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya: peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

Jenis peta berdasarkan sifat
a.       Peta stasioner
Peta stasioner adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang tetap atau relatif stabil.
Contohnya: peta geologi, peta kontur, peta laut menurut kedalamannya, peta topografi, dan peta jalur pegunungan.
b.      Peta dinamis
Peta dinamis adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang sifatnya dinamis atau berubah-ubah.
Contohnya: peta penyebaran penduduk, peta jaringan transportasi, peta jaringan irigasi, dan peta jaringan telepon.
c.       Peta Navigasi
Peta Navigasi merupakan peta yang menunjukkan lintas perhubungan laut yang dibuat oleh Departemen Perhubungan.[3]

Jenis peta berdasarkan bentuknya
a.       Peta timbul
Peta timbul adalah peta dalam bentuk tiga dimensi dengan perbedaan tinggi rendah tanah yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief
b.      Peta dasar (peta biasa)
Peta dasar adalah peta yang menggambarkan suatu wilayah yang belum diberi data, misalnya peta dasar Indonesia, peta dasar pulau Jawa
Dengan adanya peta dasar kita dapat membuat berbagai jenis peta yang kita inginkan
c.       Peta Digital
Peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada pita magnetik, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, misalnya peta yang digambarkan melalui layar televisi atau layar computer.
3.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari pembuatan peta adalah alat tulis (pensil, penggaris, bolpoin, penghapus dan lain-lain) dan selembar kertas yang cukup untuk membuat peta.
Kemudian tahap pembuatan peta, yaitu         :
                        Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam pembuatan peta adalah data topografi(yaitu jarak dan tinggi tempat) dan data tematik. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai cabang ilmu pengetahuan, misalnya topografi, geologi, geomorfologi, dan kehutanan. Data topografi diperoleh secara geodetic, yaitu pengukuran jerak horizontal dan vertikal suatu daerah/tempat dan pemotretan dari segala arah. Data tematik dapat diperoleh dari data statistik.
                        Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dapat dianalisis atau diolah dengan komputer dan hasilnya disimpan. Sebaiknya hasil analisis data dicocokan kembali dengan keadaan dilapangan/keadaan kenyataan dipermukaan bumi.
                        Penyajian Kembali Data
Setelah diolah data disajikan kembali kedalam peta, hasil pemetaan ini sangat tepat kalau dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang pemetaan.
4.    Penggunaan dalam Pembelajaran
Aplikasi dari penggunaan peta dan globe sebagai media pembelajaran cenderung dapat digunakan dalam mata pealajaran sejarah, karena di dalam mata pelajaran sejarah perlu menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan Kejayaan Islam pada masa Daulah Umayyah di Andalusia, perlu untuk ditunjukkan letak-letak Andalusia supaya peserta didik dapat mengetahui di manakah letak Andalusia.[4]
5.    Kelebihan Peta
ü  Dapat memberikan informasi tentang permukaan bumi
ü  Dapat memberika pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi suatu wilayah
ü  Dapat memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya
6.    Kelemahan Peta
Selain memiliki kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran media peta juga terdapat beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
Ø  Hanya berupa visual saja
Ø  Ukuran gambar kadang tidak sesuai dengan kelompok besar
Ø  Dapat sangat membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya
Ø  Hanya dapat digunakan dalam pembahasan-pembahasan yang terbatas saja
B.     Globe
1.      Pengertian
Globe adalah bola dunia berukuran kecil dalam bentuk tiga dimensi  dengan kemiringan 66 ½  pada garis ekliptika (bidang edar bumi)  dan dengan kemiringan 23 ½ dari matahari. Globe juga bisa disebut sebagai model tiruan bumi yang memberikan gambaran bentuk bumi sebenarnya.  Kata “globe” berasal dari kata  “globus” (bahasa latin ) yang berarti bola yang bulat. (www.id.wikipedia.org/globe).
2.        Deskripsi
Globe adalah tiruan bumi yang diperkecil, yang di permukaannya digambarkan benua-benua dan samudera-samudera.[5] Selain itu, globe adalah bola bumi atau model.[6] Abdullah Muhammad al-Idrisi Ash-Sharif dikenal sebagai Kartografer dan Geografer, Ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko tahun 1100, juga dikenal dengan nama singkat al-Sharif al-Idrisi al-Qurthubi. Orang Barat menyebutnya dengan nama Edrisi atau Dreses, dia berhasil membuat globe pada tahun 1154. Sebagai geographer yang meyakini bumi ini bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kg.
Adapun beberapa fungsi Globe, antara lain:
1)      Menunjukan Bentuk Bumi yang Sesungguhnya
2)      Menirukan Rotasi Bumi
3)      Menunjukan Garis Lintang dan Garis Bujur
4)      Mencari Informasi Geografi pada Globe.
3.        Alat dan Bahan
1)      Bola Plastik
2)      Spidol
3)      Cat Air
4)      Kuas
5)      Cat Kayu
6)      Papan
7)      Kawat
8)      Perkakas ( Gergaji, palu dan  paku )
Proses Pembuatan:
Tahap Pemberian Sketsa: Bola tersebut kita gambar terlebih dahulu dengan spidol dan kita bentuk terlebih dahulu bentuk benua-benua, batas lempeng dan bagian yang termasuk didalam ring of fire.
Tahap Pewarnaan: Setelah sketsa tersebut telah jadi kita langsung saja mewarnainya dengan cat air, kita sesuaikan warnanya. terdapat beberapa warna yaitu : Hijau ( Benua), Biru (Laut), Merah (Ring of Fire) dan Pink (Batas Lempeng-lempeng).
Tahap Pembuatan Bingkai: Setelah itu kita membuat bingkainya yaitu dengan bahan-bahan papan yang telah tersedia, pertama-tama papan tersebut digergaji terlebih dahulu. Untuk alasnya berbentuk persegi 6, dan sisi lainnya berbentuk persegi panjang. setelah papan digergaji barulah kita gabungkan alas beserta sisi-sisi lainnya dengan menggunakan palu dan paku.
Tahap Penggabungan: Setelah semua hal tersebut selesai barulah kita masuk ke tahap terakhir yaitu tahap penggabungan antara bingkai dengan Replika Bumi. Untuk menggabungkan kedua benda ini kami menggunakan bantuan Kawat yaitu dengan cara memasukkan kawat kedalam bola dari sisi atas hingga tembus kesisi bawah. Penggunaan kawat ini bertujuan untuk membuat bola dapat diputar seperti bentuk Globe yang sering kita temukan.[7]
4.        Penggunaan dalam pembelajaran
Cara penggunaan globe kalau globenya ringan adalah sebagai berikut:
1)      Pegang gagang dengan kuat dan mantap dengan tangan kiri
2)      Diangkat  di atas bahu kiri, kalau berat di letakkan di atas meja.
3)      Letakkan posisi globe yang benar  (0 derajat  sampai dengan 180 derajat) belahan bumi timur berada di sebelah kanan kita dan (180 derajat sampai dengan 0 derajad ) belahan bumi selatan berada dikiri kita berdiri.
4)      Diputar dengan satu jari saja (telunjuk) berlawanan dengan arah jarum jam
5)      Memutar  dengan  pelan-pelan.
Jika  globenya  berat    cukup  diletakkan  diatas meja yang agak tinggi di depan kelas, untuk penggunaan sama dengan diatas.
Penyimpanannya  :  globe  dimasukkan  kedalam  plastik  yang  tembus  pandang supaya globe bisa dilihat dan  tidak debuan.
Globe  banyak  digunakan  untuk  mempelajari  geografi  karena  memiliki beberapa kelebihan, sebagai berikut:
1)      Mempunyai bentuk yang menyerupai bumi sebenarnya.
2)      Memiliki skala konstan, jarak dan luas bumi yang benar.
3)      Letak astronomis maupun geografis mudah dipelajari karena garis  lintang dan garis bujur pada globe lebih lengkap.
4)      Mudah mempelajari pembagian daerah iklim
5)      Menggambarkan kedudukan bumi yang miring terhadap ekliptika dengan sudut 66 ½  derajat.

5.        Kelebihan
Dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran PAI, media peta dan globe memiliki beberapa kelebihan, yaitu antara lain sebagai berikut:
1)        Dapat memberikan informasi tentang permukaan bumi.
2)        Dapat memberikan pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi suatu wilayah.
3)        Dapat melengkapi pengetahuan dan informasi tentang arah, jarak, bentuk dan ukuran suatu wilayah.
4)        Dapat menambah arti dari suatu bahan deskriptif.
5)        Dapat memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya.
6)        Dapat mendemontrasikan gerakan rotasi bumi dari barat ke timur dan menunjukan suatu lokasi walaupun tidak sedetail peta.
6.        Kekurangan
Selain memiliki kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran PAI, media peta dan globe juga terdapat beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1)        Hanya berupa visual saja.
2)        Ukuran gambar kadang tidak sesuai dengan kelompok besar.
3)        Dapat sangat membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya.
4)        Hanya dapat digunakan dalam pembahasan-pembahasan yang terbatas saja.

C.     OHT dan OHP
1.    Pengertian
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHP merupakan varian dari proyektor slide yang digunakan untuk menampilkan gambar atau teks kepada audiens.[8]
OHP ditemukan sejak 1930-an yaitu sejak adanya penemuan lensa frensel yang digunakan dalam OHP. Ada dua jenis model OHP yaitu:
1)      OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable.
2)      OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa ke mana-mana, sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.[9]
2.    Deskripsi
OHP adalah contoh yang tepat dari alat bantu pengajaran karena didesain khusus untuk digunakan guru di depan kelas. Sebagai alat bantu, penggunaannya mudah dan luwes dan bila digunakan dengan baik akan banyak membantu, baik bagi guru maupun bagi murid. Meskipun dapat dipakai untuk berbagai ukuran kelompok pemirsa, tetapi OHP dikembangkan khusus untuk memproyeksikan gambar diam untuk kelompok besar, untuk peserta didik yang banyak di satu tempat. Dari keunggulan yang dimilikinya dapat dilihat mengapa ia semakin banyak digunakan pada semua tingkat pendidikan untuk berbagai situasi pengajaran.[10]
Biasanya, OHP terdiri atas sebuah kotak besar yang berisi lampu yang sangat terang dan sebuah kipas untuk pendingin. Pada puncak kotak tersebut, ada sebuah lensa besar yang menjadi tempat lampu tersebut memancarkan cahaya. Di atas kotak, yang biasanya berlengan panjang, terdapat sebuah cermin dan lensa yang memfokuskan dan mengarahkan kembali lampu ke depan.
Selain itu, ada juga kertas transparan ditempatkan di atas lensa agar bisa ditampilkan. Cahaya lampu tersebut memancar menembus kertas transparan menuju cermin, kemudian dibiaskan ke arah sebuah layar tampilan. Cermin tersebut akan memungkinkan presentator atau penyaji serta audiens untuk melihat gambar tampilan tersebut pada waktu yang sama. Penyaji melihat ke arah kertas transparan, sedangkan audiens melihat ke arah layar tampilan.[11]
Tinggi cermin bisa disesuaikan untuk memfokuskan gambar dan membuat gambar tersebut lebih besar atau kecil, tergantung pada kedekatan jarak proyektor tersebut pada layar. OHP yang berkualitas lebih baik dilengkapi roda penyesuaian atau sekrup pada badan proyektor. Roda tersebut berfungsi menggerakkan lampu menuju atau menjauh dari lensa tempat kertas transparan berada. Ketika cermin di atas lensa digerakkan terlalu tinggi atau rendah berarti sama dengan memindahkan jarak titik api terbaik untuk gambar tata warna putih yang menghasilkan gambar berproyeksi dengan warna biru atau cokelat yang menyusur di sekitar sisi bagian luar layar. Gerakkan roda penyesuaian sehingga mampu menggeser lampu untuk membenarkan jarak titik api tersebut, dan mengembalikan warna gambar yang semuanya berproyeksikan warna putih.[12]
3.    Alat dan Bahan
Media transparansi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastic berukuran 81/2” x 11”, yang digunakan oleh guru untuk memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau ringkasan di depan kelompok kecil/besar. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu: pertama, write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol, kedua, PPC transparency film (PPC=Plain Paper Copier), yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin foto kopi, dan ketiga, infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.[13]
Dalam membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang sederhana sampai yang rumit atau memakai alat pembuat (transparan maker) untuk mengkopi transparan tersebut. Secara garis besar cara pembuatan transparan adalah sebagai berikut:
1)      Langkah pertama
Menulis langsung pada transparan (acatate). Bahan dasar transparan berupa sejenis plastik tipis yang disebut acetate yang dijual di pasaran dengan ketebalan yang bervariasi. Yang umum dipakai dengan DIN-A.4, 210 x 297 mm dengan tebal 0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat dikerjakan 2 cara yaitu:
Ø  Menulis/melukis dengan pen khusus yang berwarna-warni (transparance pen).
Ø  Menggunakan set huruf (lettering set) atau sering disebut rugos.
Dalam praktiknya dua cara di atas dikombinasikan atau dipakai secara bersama untuk menghasilkan transparan yang telah direncanakan terlebih dahulu.
2)      Langkah kedua
Membuat transparan dengan cara reproduksi yaitu memperbanyak dengan gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat reproduksi yang sekarang banyak dipakai adalah mesin fotokopi dan mesin cetak/printer. Proses membuat tranparansi jenis ini adalah diawali dengan membuat lembar asli yang umumnya disebut “master”. Master untuk digandakan dengan mesin foto kopi dapat ditulis di kertas biasa kemudian diperbanyak dengan mesin foto kopi. Adapun bila dicetak dengan printer, masternya cukup file di computer, bahkan untuk mesin foto kopi yang model baru telah memiliki fasilitas bisa mencetak dari file seperti halnya mesin printer.
                        Sebagai perangkat lunak, bahan transparan yang berisi pesan-pesan tersebut memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya, yaitu OHP. OHP adalah sejenis perangkat keras (hardware) yang dirancang sedemikian rupa, yang terdiri dari beberapa komponen seperti lensa assembly, stage, lampu proyektor, dan tombol pengatur focus, yang digunakan untuk memproyeksikan bahan yang tertuang dalam transparansi.[14]
4.    Penggunaan dalam Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, keberadaan dan kegunaan OHP sangat penting. Sebab, alat ini mampu memfasilitasi lingkungan interaktif secara mudah dan berbiaya murah bagi para pendidik. Bahan-bahan pengajaran bisa dicetak kembali pada lembaran plastik, yang membuat pendidik bisa secara langsung menulis menggunakan pena berwarna yang tidak permanen (bisa dihapus). Ini akan menghemat waktu karena kertas transparan bisa dicetak kembali dan digunakan secara berulang-ulang, dibandingkan harus mempunyai bahan-bahan yang ditulis secara manual sebelum memulai pengajaran di setiap kelas.[15]
OHP mampu menempatkan tulisan pendidik dalam suatu tempat yang menyenangkan, membuat pendidik mampu mengawasi menghadapkan wajahnya kepada anak didiknya, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara pendidik dan anak didik. Fitur proyektor yang lapang membuat pendidik menulis dalam satu teks singkat yang menyenangkan dalam suatu posisi tulisan yang alamiah dibandingkan menulis dalam sebuah teks yang besar pada papan tulis dan harus secara konstan mengangkat lengannya saat menulis, dan tentu ini sangat tidak menyenangkan dan membuat tangan dan leher menjadi kaku.
Seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang snagat cepat, OHP yang sudah menjadi alat umum di ruang kelas dan ruang konferensi bisnis, sekarang ini perlahan tergantikan dengan kamera dokumen, yang mendedikasikan system proyeksi computer dan papan tulis interaktif. Sistem seperti itu menjadikan para penggunanya bisa membuat presentasi beranimasi dan lebih interaktif dengan gerakan dan video, seperti yang sudah ditunjukkan dalam penggunaan software seperti Microsoft Power Point.[16]

5.    Kelebihan OHT dan OHP
OHP telah menjadi media pengajaran yang sangat penting bagi proses pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan. Berikut adalah beberapa kelebihan dari OHP, yaitu:
ü Dapat digunakan untuk menyajikan pesan dalam semua ukuran ruangan kelas.
ü Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
ü Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting
ü Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
ü Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
ü OHT atau kertas transparan bisa digunakan secara berulang-ulang.[17]
6.    Kekurangan
Akan tetapi, setiap teknologi tentu juga memiliki kelemahan dan kekurangan, termasuk OHP. Berikut adalah beberapa kekurangan yang terdapat pada OHP, di antaranya:
Ø Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya
Ø OHP dan kertas transparan merupakan bagian yang tidak terpisahkan, karena gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP, tapi harus melalui kertas transparan atau OHT
Ø Urutan kertas transparan sering kacau, karena berdiri sendiri-sendiri dan tidak ada nomor urutannya sehingga membingungkan pendidik yang menyajikannya.[18]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media pembelajaran itu sangat beragam, diantaranya adalah media Peta, Globe, dan OHT/OHP. Ketiga media tersebut dewasa ini sudah sering dipakai dalam proses pembelajaran. Khususnya bagi media peta dan globe, media ini selalu digunakan dalam mata pelajaran IPS untuk mengetahui gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu memulai suatu sistem proyeksi, atau tiruan planet bumi.
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHP merupakan varian dari proyektor slide yang digunakan untuk menampilkan gambar atau teks kepada audiens.
DAFTAR PUSTAKA

Anita, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS & UNS Press.
Danim, Sudarwan. 1985. Media Komunikasi Pendidikan Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.
Sadiman, Arif S. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
            https://pgsd4c.wordpress.com/2013/06/19/fitriah/ diakses hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 18.23 WIB.
           


[1] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hal. 119.
[2] Ibid., hal. 119.
[3] Ibid., hal. 121.
[4] Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Pemanfaatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 49-50.
[5] Sri Anita, Media Pembelajaran, (Surakarta: LPP UNS & UNS Press, 2009), hal. 24-25.
[6] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1985), hal. 21.
[7] https://pgsd4c.wordpress.com/2013/06/19/fitriah/ diakses hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 18.23 WIB.
[8] Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hal. 74.
[9] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hal. 125-126.        
[10] Ibid., hal. 126.
[11] Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hal.74-75.
[12] Ibid., hal. 75 .
[13] Sukiman , Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta:Pedagogia, 2012), hal. 123-124.
[14] Ibid, hal 124
[15] Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hal. 78.
[16] Ibid., hal. 78-79.
[17] Ibid., hal 80.
[18] Ibid., hal. 81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar