Pengertian Hari
Akhir
Hari Akhir yaitu hari kiamat yang
didahului dengan musnahnya alam semesta ini. Jadi pada hari itu akan matilah
seluruh makhluk yang masih hidup. Bumi pun akan berganti, bukan bumi atau
langit yang sekarang ini.
Selanjutnya Allah swt. lalu
menciptakan alam lain yang disebutnya dalam akhirat. Disitulah seluruh makhluk
akan dibangkitkan yakni dihidupkan lagi setelah mereka mati. Ruhnya
dikembalikandalam tubuhnya dan dengan demikian mereka akan mengalami kehidupan
yang kedua kalinya.
Setelah
dibangkitkan (diba’ats) lalu setiap jiwa akan dihisab (diperhitungkan) seluruh
amalannya baik yang berupa kebaikan atau keburukan.
Oleh sebab itu, maka barang siapa yang kebaikannnya dapat melebihi
keburukannya, tentulah oleh Allah swt. akan dimasukan dalam surga, sedang yang
keburukannya lebih banyak dari kebaikaanya, maka akan dimasukan oleh Allah swt.
dalam neraka.[1]
Nama-nama Hari
Kiamat[2]
1.
Yaum al-Qiyamah
(Hari Kiamat)
Nama yaum
al-qiyamah terdapat dalam tujuh puluh ayat yang ada dalam al-quran. Diantaranya
adalah dalam firman Allah berikut
QS. An-nisa:
87)
QS. Al-Isra’:
97)
Secara bahasa,
kata al-qiyamah berasal dari kata qama-yaqumu. Berdasarkan kebiasaan orang
Arab, masuknya tanda ta’nist pada kata al-qiyamah berfungsi untuk mempersangat
(li al-mubalaghah). Hari kiamat, dengan demikiandiberi nama yaum
al-qiyamah karena pada waktu itu terjadi beberapa peristiwa yang sangat besar
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam beberapa nash. Salah satunya adalah
peristiwa bangkitnya manusia untuk menghadap Allah.
2.
Yaum al-Akhir
(Hari Akhir)
QS.
Al-Baqarah:177
QS. An-Nisa’:
74
Hari
kiamat diberi nama yaum al-akhir karena
tidak akan ada hari lagi setelah (hari) itu-hari yang terakhir.
3.
Al-sa’ah
(waktu)
QS. Al-Hijr
QS. Thaha:15
Kata al-sa’ah
dipakai sebagai nama untuk hari kiamat bisa jadi karena waktunya yang memang
dekat. Hal tersebut karena segala sesuatu yang segera identik dengan sangat
dekat. Bisa jadi karena sebagai peringatan tentang terjadinya
peristiwa-peristiwa yang sangat dahsyat dan mengelupaskan kulit. Selain itu,
ada juga yang berpendapat bahwa hari kiamat dinamakan dengan al-sa’ah karena
hari itu datang secara tiba-tiba dan dalam waktu tertentu.
4.
Yaum al-bats
(hari kebangkitan)
Allah berfirman
QS. Al-Hajj: 5
QS. Aruum: 56
Ibnu Manzhur
berkata: Bahwa yang dimaksud dengan al-bats adalah penghimpunan kembali oleh
allah terhadap orang-orang yang mati. Membangkitkan orang-orang yang mati
berarti menghidupkan mereka kembali untuk hari kebangkitan.
5.
Yaum al-fashl
(Hari Keputusan)
(QS.
Al-shaffat: 21)
QS. An-naba’:
17
Nama yaum
al-fashl ini digunakan untuk hari kiamat karena pada hari itu Allah memutuskan
di hadapan para hamba-Nya terhadap perkara-perkara yang selalu mereka
perselisihkan. Dan karena Allah juga memutuskan di hadapan para hamba-Nya
hal-hal yang selalu mereka perdebatkan.
Fungsi iman
kepada hari akhir[3]
Al-quran itu sangat memperhatikan
sekali perihal persoalan hari akhir dan ini dikarenakan beberapa sebab seperti:
1.
Ia akan
snntiasa menjaga dan memelihara diri dari maelakaukan perbuatan dosa dan
maksiat dan akan selalu taat dan bakti kepada tuhan karena segala amal, baik atu buruk akan ada
balasannya di hari akhirat
2.
Ia akan sabar dalam
menghadapi segala cobaan dan penderitaan hidup karena ia yaqin bahwa kesenangan
dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti.
3.
Ia memilik
tujuan yang jelas yang ingin dicapai dalam setiap gerak dan tindakan yang
dilakukannya, yaitu kebajikan yang dapat membawanya kepada kebahagiaan hidup di
akhirat.
Kisah Hari Kiamat
Semua
Makhlu di Kumpulkan di Padang Mahsyar
Secara
syara’, al-hasyr berarti mengumpulkan semua makhluk pada hari kiamat untuk
dihisab dan mereka diberikan keputusan nasib mereka.
Proses
pengiringan manusia ke padang mahsyar disebutkan sejumlah ayat dan hadist
secara berbeda dan saling berlawanan, sebagian ayat dan hadist mengisyaratkan
bahwa yang mengiring dan mengumpulkan manusia ke mahsyar adalah api. Namun
sebagian yang lain menyebutkan bahwa yang mengiring mereka adalah malaikat.
Sebagian ayat dan hadist juga menunjukan bahwa manusia akan berjalan kaki di
atas tanah, sebagian lain mengindisikan bahwa mereka akan diangkut hewan
tunggangan, atau diseret wajahnya. Sebagian ayat dan hadist mengisyaratkan
bahwa ada perbedaan antara kelompok kafir dan mukmin dalam proses pengiringan
mereka ke padang mahsyar, sebagian lain menunjukan tidak ada perbedaan di
dalamnya.
Menurut
ayat Al-quran dan hadist nabi, peristiwa dikumpulkannya manusia pada hari
kiamat terbagi menjadi tiga macam:
1.
Manusia
digiring dan dikumpulkan ke padang Mahsyar
Peristiwa ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, yakni ketika
manusia berhamburan kelaur dari kuburnya. Api mengiring mereka ke padang
mahsyar.
Apabila
unta-unta yang bunting ditinggalakan (tidak terurus), dan apabila
binatang-binatang liar dikumpulkan 9at-takwir [81]:4-5). Diriwayatkan dari Abu
Hurairah bahwa Nabi bersabda, “kelak manusia akan dikumpulkan dengan tiga cara,
(1) orang-orang yang dipenuhio rasa harap dan takut, (2) dua orang menunggangi
sat ekor unta, tiga orang menunggangi satu ekor unta, empat orang menunggangi
satu ekor unta, dan sepuluh orang menunggangi satu ekor unta, (3) dan sisnaya
akan dikumpulkan api yang akan terus menyertai mereka di setiap siang, malam,
pagi, dan sore.
2.
Manusi
digiring dan dikumpulkan ke tempat perhitungan amal hisab
Bumi akan lenyap,dan berada digenggaman Allah. Langit akan digulung
dengan tangan kanan-Nya. Dan, manusia akan dikumpulkan untuk perhitungan amal.
Diriwayatkan dari mujahid berkata, “ ibnu abbas berkata kepadaku ,
tahukah engkau luas neraka? Aku menjawab, “tidak. Benar demi Allah, engkau
tidak mengethuinya,”katanya. ‘Aisyah pernah bercerita kepadaku bahwa ia
bertanya kepada Rasulullah tentang firman tentang firman. Pada hari kiamar,
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya
(al-Zumar [39]:67). Ia bertanya, ‘dimanakah manusia beradan pada waktu itu, ya
Rasulullah? Beliau menjawab, diatas jembatan jahnnam.”
3.
Manusia
digiring dan dikumpulkan ke surga atau neraka
Setelah
proses perhitungan amal (hisab) dan pemisahan orang-orang kafir dari oran-orang
mukmin, dikumpulkan kelompok kafir dengan wajah mereka diseret menuju neraka,
kelompok alabrar dengan berjalan kaki, dan kelompok al-muqorrabun dengan
berkendaraan. Oarng-orang yang dikumpulkan di neraka jahannam dengan diseret
wajahnya, mereka itulah yang paling buruk tempatnya dan saling sesat jalannya
(al-furqan [25]:34).
Diriwayatkan
dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada
Rasulullah, orang kafir akan dikumpulkan dengan diseret wajahnya pada hari
kiamat kelak Bagaiman itu terjadi? Belia
balik brtanya, “ Bukankah yang membuatnya bisa berjalan di atas wajahnya pada
hari kiamat? Laki-laki itu pun berkata, “Benar. Mahakuasa Tuhan kami.”
Ingatlah
pada hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Allah Yang
Maha Pengasih bagaikan kafilah yang terhormat (Maryam[19]:85). Maksudnya,
mereka dikumpulkan sambil mengendarai hewan tunggangan.
Kondisi
Manusia di Padang Mahsyar
·
Mereka
dibawa ke hapadan Allah dengan berbaris. Dan mereka akan di hadapan Tuhanmu
dengan berbaris.
·
Mereka
tidak berbicara sepatah kata apa pun
·
Mereka
panik, kaget dan lupa segala hal selain dirinya.
·
Manusia
melupakan nasab, keturunan dan keluarganya. Setiap orang sibuk mengurusi
dirinya masing-masing.
·
Mereka
semua akan berlutut
·
Mereka
akan dihadapkan kepada Allah tanpa sesuatu apa pun yang tersembunyi dari
mereka.[4]
Kondisi Hari
Kiamat
1.
Bumi berguncang dan gunung-gunung hancur lebur
Ketika
kiamat terjadi Allah mengabarkan kepada kita tentang keadaan bumi dan segala
isinya, termasuk gunung. Bumi dan gunung-gunung akan diangkat. Keduanya
dibenturkan hingga hancur lebur. Apanila sangkakla ditiup, dan diangkatlah bumi
dan gunung-gununug, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Pada hari itulah
terjadi kiamat (al-Haqqah [69]:13-15). Sekali-kali tidak! Apabila bumi
diguncangkan berturut-turut (al-fajr [89]:21). Pada hari itu, gunung-gunung
yang berdiri kokoh dan keras akan berubah menjadi butiran pasir yang lembut.
2.
Lautan
Meluap dan Menyala
Dan
apabila lautan dijadikan meluap (al-infithar[82]:3). Ibnu Abbas berkata, “Allah
meluapkan sebagian lautan ke sebagian yang lain.” Al-Hasan berkata, “Airnya
hilang. ”Qotadah berkata menjadi satu dengan air asin,”Air tawar (air sungai
akan bercampur (lautan.” Al-Kalbi berkata,”lautan menjadi pasang.”
Demi lautan yang penuh gelombang (at-tur [52]:6).
Dan apabila lautan dipanaskan At-takwir
[81]:6). Inmu Abbas berkata, “Lautan dinyalakan sehingga menjadi api yang
berkobar.”Al-Hasan berkata”Lautan menjadi kering.”
Syekh
Al-Hafizh al-Hukmi berkata, “Dengan mengambil pendapat-pendapat mereka,
maknanya adalah sebagian lautan akan akan diluapkan, sesang sebagian lainnya
akan dinyalakan sehingga menjadi api dan kemudian kering tanpa air.”
3.
Langit
Bergoyang dan Terbelah
Alla
mwnciptakan langit sebagai salah satu kebesaran-Nya Ia adalah ciptaan teragung,
terbesar, dan terluas. Ia tidak bersudut dan tidak pula betiang. Sungguh ia, ia
citaan teragung Allah. Meskipun demikian, pada hari kiamt nanti, dalam hal
warna dan kerapuhan ia akan menjadi seperti mawar.” Maka apabila langit telah
terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilauan minyak (Ar-Rahman [55]:37).
Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh (al-Haqqah)
[69]: 16). Demikian karena langit berguncang sangat hebat.
Langit
akan terbelah, Allah berfirman, Apabila langit terbelah dan patuh kepada
Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (al-insyiqaq [84]:1-2). Sebelah terbelah,
langit menjadi seperti pintu-pintu terbuka lebar. Langit pun dibuka, mak
terdapatlah nenerapa pintu. Saat itu para malaikat akan turun untuk menghitung
semua amal perbuatan manusia.
4.
Bumi
digenggam dan digulung dengan langit
Setelah
itu, Allah akan mengulung langit. (Ingatlah) pada hari langit Kami gulung
seperti menggulung lembaran-lembaran kertas 9al-sijil). Sebagaiman Kami telah
memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Janji yang
pasti Kami tepati. Sungguh Kami akan melaksanakannya (al-Anbiya’ [21]: 104.
5.
Matahari
digulung, bulan gelap, dan bintang
berjatuhan
Apbila
matahari digulung dan bintang-bintang berjatuhan (at-takwir[81: 1-2). Ibnu
Abbas mengatakan bahwa maksud digulung adlah cahanya digelapkan. Sedangkan yang
lain berpendapat makna digulung adalh dilipat, lalu diempaskan. Bila terjadi,
cahayanya akan hilang.
Dalam
hadist disebutkan bahwa, “Matahari dan bulan akan digulung pada hari nkiamat
nanti.” Maksudnya, keduanya akan
digabungkan dan digelapkan.
Bintang-bintang
akan terlepas dari tempatnya, lalu akn berjatuhan ke bawah menimpa penduduk
bumi. Cahanya hilang, dan akhirnya lenyap
6.
Bumi
diganti
Bumi
tempat pijak kita inia akan diganti. Keadaan bumi akan berubah total dan
menjadi mahsyar pertama. Setelah itu, pada hari ketika manusia dikumpulkan ke
tempat perhitungan amal di shirat bumi ini akan musnah. Lenyap sepenuhnya. Diriwayatkan dari Sahl ibn Sa’d bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat, manusia akan dikumpulkanndi atas
tanah putih kemerah-merahan seperti lembaran roti naqi’. Disana tak ada
petunjuk apa pun. Setelah itu, manusia akan dipindahkan dan dikumpulkan ke
tanah tempat perhitungan amal (Mahsyar kedua).
7.
Semua
Makhluk bersujud kepada Allah dan Para malaikat turun
Setelah
manusia dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan ke padang mahsyar, lalu
kejadian mengerikan pada hari kiamat juga sudah terjadi, bumi pun sudah
diganti, dan manusia telah dikumpulkan ke tanah tempat perhitungan amal pada
saat itulah turun barisan malaikat. Pada hari ketika langit pecah mengeluarkan
kabut putih dan para malaikat diturunkan secara bergelombang (al-furqan [25]:
25), Pada hari ketika ruh dan para malaikatberdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata, kecuali yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih
dan dia hanya mengatakan yang benar. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka
barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya
(an-naba [78]: 38-39). Yang dimaksud “ruh” disini adalah malaikat jibril. [5]
[1]
Sayid sabiq. Aqidah Islam(Ilmu Tauhid): Pola Hidup Manusia Beriman. (Surabaya :
Diponegoro, 1995) Hlm. 429
[2]
Umar Sulaiman Abdullah. Kiamat Amat Dahsyat. (Yogyakarta : Mitra Pustaka. 2010)
Hlm. 4-10
[3]
Sayid sabiq. Aqidah Islam: suatu kajian yang memposisikan akal sebagai mitra.
(Surabaya : Al-Ikhlas, 1996) Hlm. 80
[4]
Abdul muhsin al-muthairi. Buku Pintar Hari Akhir. (Jakarta : Zaman,
2012) Hlm. 225-229
[5]
Ibid., Hlm. 237-247
Tidak ada komentar:
Posting Komentar